Jurnalis Pemula Dan Kisah Inspiratif Jasmine Crockett: Mengalahkan Sexist & Rasism

Jurnalis Pemula? Siapa Takut?
Oke, siap! Aku senang banget ditugaskan buat ngerjain ini. Cerita tentang seorang calon presiden perempuan kulit hitam dan Asia Selatan yang juga seorang anggota Kongres memang menarik. Ada sisi "relate" dan inspirasionalnya. Biar kamu nggak bosan, aku juga bakal nyeritain pengalaman pribadiku sebagai jurnalis pemula.
Pertama kali ngerasain bikin artikel serius, gue nervous banget. Bayangin, nge-interview seorang anggota Kongres? Waaah! Apalagi ini tentang politik Amerika, jauh dari "comfort zone" gue. Cuma, dengan rasa penasaran dan tekad, gue nyiapin semua pertanyaan, dari mulai "basic" sampai pertanyaan agak kritis. Sempat juga ngobrol sama senior buat minta masukan. Ternyata, di dunia jurnalistik, ilmu nggak cukup, pengalaman juga penting. Pas lagi fokus ngedit draft pertama, gue salah kasih aksen koma, duh! Kayak gitu nih yang bikin stres. Sempat tertunda buat nge-submit artikel karena fokus betulin koma, tapi akhirnya kelar juga!
Kisah Inspiratif Jasmine Crockett: Kalahkan Sexist & Rasism
Artikel ini nyeritain tentang Jasmine Crockett, anggota Kongres dari Texas. Ceritanya dia ngejawab beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan calon presiden Kamala Harris, dan pengalamannya sebagai seorang wanita kulit hitam di dunia politik. Ngobrol sama Crockett bikin gue makin aware sama "challenges" yang dihadapi perempuan kulit hitam dalam meraih mimpinya di ranah politik. Kayak yang diungkapin Jasmine, kalau kritik terhadap Harris itu hampir kayak "badge of honor" - sebuah tanda bahwa orang yang mengkritik sudah kehabisan alasan yang masuk akal.
Jangan Takut Ngomong: Sharing Pengalaman dan Tips
Ngobrol bareng Crockett bikin gue nekat juga deh buat ikutan nge-share "thoughts" pribadi, biar artikelnya nggak terkesan monoton. Salah satunya soal cara menghadapi serangan "sexist" dan "racist" dari lingkungan kerja. Tipsnya? Tenang, cari komunitas yang suportif, orang-orang yang mengerti dan percaya sama perjuangan kita. Nggak perlu takut cerita ke teman atau senior soal rasa frustrasi, justru itu bisa jadi kesempatan buat "self-reflect" dan tambah dewasa.
Dari Kongres ke Jalanan
Sebagai jurnalis, gue selalu berusaha netral dalam meliput suatu topik. Tapi, setelah baca wawancara ini, gue sadar banget pentingnya terlibat aktif di dunia politik. Crockett menekankan betapa pentingnya "civic engagement" dan dukungan aktif terhadap calon pemimpin, nggak peduli siapa yang menang. Terus, gue juga terinspirasi dari kata-katanya: "The elected person isn’t necessarily always the most powerful person in the room." Nah, ini pelajaran banget buat kita, bahwa power bukan cuma ada di "title", tapi juga ada di tangan kita buat bikin perubahan.
Kesamaan Pengalaman: Merangkul Perempuan Lewat Jurnalistik
Meskipun pengalaman Crockett lebih kompleks, gue menemukan persamaan. Sebagai perempuan muda yang merambah dunia jurnalistik, gue ngerasa ada beberapa tantangan yang serupa: membangun kredibilitas, mematahkan stigma, dan merangkul perbedaan. Melihat Jasmine, gue semakin yakin kalau perempuan punya kemampuan untuk membawa "voice" yang unik dan powerful, yang bisa bikin dunia lebih baik.
Jangan Ngaku Pandai: Jurnalisme = Perjalanan Belajar
Jurnalisme memang bukan "perfect job," tapi itu adalah sebuah perjalanan panjang. Dari sekian banyak artikel yang gue buat, banyak juga kesalahan tata bahasa atau kesalahan kecil yang terlewat. Itu adalah pelajaran berharga yang harus diingat terus-menerus. Semoga gue bisa konsisten ngeluarin karya berkualitas, sambil terus belajar dan memperkaya pengetahuan!
Posting Komentar untuk "Jurnalis Pemula Dan Kisah Inspiratif Jasmine Crockett: Mengalahkan Sexist & Rasism"
Posting Komentar